This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 27 Juni 2016

Sejarah susunan keyboard


Di era modern ini kamu tentunya tidak asing lagi dengan yang namanya keyboard. Apalagi bagi yang pekerjaan atau hobinya selalu menuntut harus menggunakan komputer atau laptop pasti tiap hari selalu memakai keyboard.

Tapi pernahkah terpikir di benakmu mengapa huruf-huruf pada keyboard dibuat acak sedemikian rupa? Mengapa tidak dibuat urut berdasarkan abjad saja? Dikutip brilio.net dari theguardian.com ternyata ada sejarah yang melatarbelakangi mengapa huruf keyboard dibuat tidak beraturan.

Keyboard muncul pertama kali masih dalam bentuk mesin ketik pada tahun 1868 yang ditemukan oleh Christopher Latham Sholes. Mesin ketik yang diciptakan pertama kali itu masih sangat sederhana. Masih memakai tangkai sehingga ketika ditekan tangkai tersebut akan bergerak dan akan mencetak huruf pada kertas yang sudah disediakan.

Pada saat itu Christopher menciptakannya masih urut sesuai abjad ABCD dan bukan seperti keyboard QWERTY jaman sekarang. Dengan susunan yang sesuai abjad tersebut memang hasil ketikan menjadi lebih cepat dan lebih mudah karena memang orang sudah hafal letak huruf-huruf sesuai abjad.

Namun di sinilah muncul masalah baru, mesin ketik yang masih menggunakan tangkai tersebut seringkali macet gara-gara orang dapat mengetik terlalu cepat sehingga masing-masing tangkai akan saling berhimpitan. Chistopher merasa penemuan tersebut masih membutuhkan perhatian.
Gara-gara masalah ini akhirnya pada tahun 1873 seorang ilmuwan bernama E. Remington mencetuskan untuk mengacak huruf keyboard sedemikian rupa sehingga akan memperlambat kinerja mengetik seseorang, dengan tujuan dapat mencegah kerusakan pada mesin ketik.

Pada saat itu hanya cara tersebutlah yang dapat dipakai karena para ilmuwan belum dapat menyempurnakan keyboard seperti sekarang ini. Kombinasi huruf QWERTY tersebut dianggap E.Remingkon adalah kombinasi paling sulit dan memang benar cara tersebut dapat mengurangi tingkat kerusakan mesin ketik pada masa itu.

Ketika komputer ditemukan pun sebenarnyan mengetik cepat dengan menggunakan abjad ABCD tentu sebenarnya bukan masalah lagi karena tidak akan membuat keyboard macet. Namun kerena sudah lamanya menggunakan keyboard QWERTY, maka hal ini sudah menjadi kebiasaan sehingga tidak perlu diganti ke abjad ABCD lagi.

*sumber: brilio.net

Asal usul Pizza


Pizza yang kini merupakan makanan favorit sebagian orang ternyata memiliki sejarah yang mungkin kalian belum tahu. Asal usul pizza ini berasal dari negara Italia dan apakah kalian tahu Pizza pada awalnya adalah makanan orang miskin? Sejarah Pizza dimulai pada saat orang Yunani yang pertama membuat adunan roti berukuran besar, bulat dan rata dengan menggunakan campuran rempah-rempah dan minyak. Pada saat itu tomat belum ditemukan, sehingga tidak dipergunakan dalam campuran tersebut.

Pada abad ke 18, jenis roti ini mulai dikenal di Italia serta dijual di jalan-jalan dan pasar dengan nama ‘Pizza’. Pizza pada saat itu tidak mempunyai toping apapun melainkan hanya seperti roti tawar berbentuk bulat. Roti ini sangat mudah dibuat dan biayanya murah, karena itu kebanyakan dijual ke orang-orang miskin di daerah Naples, Raja Ferdinand I (1751-1825) konon penah menyamar sebagai rakyat jelata dan secara diam-diam pergi ke pasar rakyat di Napoli.

Menurut cerita, dia ingin melahap makanan yang dilarang ratu di dalam istana kerajaan yaitu, PIZZA. Pizza mungkin juga berasal dari Napoli sekitar tahun 1720. Pada saat itu, pizza umumnya dianggap sebagai makanan rakyat miskin, makanan siap saji yang dijual dan dinikmati di luar rumah. Penjualnya menjual di sekeliling di jalan-jalan, sambil berteriak menjajakan dagangan mereka yang lezat. Untuk mengawetkan kehangatan Pizza tersebut, Pizza disimpan di dalam scudo, sebuah bekas tembaga yang diletak di kepala si penjual. Berbalik kepada raja tersebut, Raja Ferdinand I akhirnya memberi tahu orang-orang istana tentang kegemarannya akan pizza. Tak lama kemudian, karena pizza yang dijual di jalanan jauh lebih lezat, orang-orang kaya dari golongan elite dan kerajaan mulai menyerbu kedai pizza. Resep Pizza disebarkan ke seluruh Italia dan Perancis Selatan. Orang Roman dan Perancis menyukai topping bawang bombai dan zaitun, selain itu Pizza Perancis ditambahkan ikan kecil-kecil berbentuk persegi.

Tahun 1830, di Napoli, kedai pizza yang pertama telah dibuka. Saat Raja Umberto I dan permaisurinya, Ratu Margherita berkunjung ke Napoli, seorang tukang roti bernama Raffaele Esposito membakar Pizza istimewa untuk Raja dan Permaisuri. Pizza itu berwarna merah putih ijau seperti bendera Itali.Warna merah dari tomato, putih dari keju mozzarella, hijau dari daun basil segar, dan rotinya dibuat rangup. Ternyata Ratu sangat suka dengan roti yang melambangkan tanah air. Lantas sejak saat itu banyak yang membuat pizza serupa yang diberi nama Pizza Margherita, dan sejak saat itu pula pizza bukan makanan orang miskin malah dimakan semua golongan. Selain dari itu juga, pizza zaman sekarang mempunyai berbagai rasa dan cara pembuatannya. Kurang lebih seperti itulah asal mulanya pizza - makanan asli dari Italia.

*sumber: usulusil.blogspot.com

Cara membuat kentut menjadi wangi


Selama ini orang – orang selalu risih atau muak kalo ada orang disebelahnya kentut, apalagi kalo kentutnya ga pake suara dan pasti baunya kaya jin kecepirit. pasti orang – orang memaki maki dengan segala macam binatang yang pernah hidup dimuka bumi ini.

Darimana asal kentut?
Dari gas dalam usus. Gas dalam usus berasal dari udara yg kita telan, gas yang menerobos ke usus dari darah, gas dari reaksi kimia & gas dari bakteri dalam perut.

Apa komposisi kentut?
Bervariasi. Makin banyak udara anda telan, makin banyak kadar nitrogen dalam kentut (oksigen dari udara terabsorbsi oleh tubuh sebelum sampai di usus). Adanya bakteri serta reaksi kimia antara asam perut & cairan usus menghasilkan karbondioksida. Bakteri juga menghasilkan metana & hidrogen.
Proporsi masing-masing gas tergantung apa yang anda makan, berapa banyak udara tertelan, jenis bakteri dalam usus, berapa lama kita menahan kentut. Makin lama menahan kentut, makin besar proporsi nitrogen, karena gas-gas lain terabsorbsi oleh darah melalui dinding usus. Orang yang makannya tergesa-gesa kadar oksigen dalam kentut lebih banyak karena tubuhnya tidak sempat mengabsorbsi oksigen.

Kenapa kentut berbau busuk?
Bau kentut karena kandungan hidrogen sulfida & merkaptan. Kedua senyawa ini mengandung sulfur (belerang). Makin banyak kandungan sulfur dalam makanan anda, makin banyak sulfida & merkaptan diproduksi oleh bakteri dalam perut & makin busuklahkentut anda. Telur & daging punya peran besar dalam memproduksi bau busuk kentut. Kacang-kacangan berperan dalam memproduksi volume kentut, bukan dalam kebusukannya.

Kenapa kentut menimbulkan bunyi?
Karena adanya vibrasi lubang anus saat kentut diproduksi. Kerasnya bunyi tergantung pada kecepatan gas & sempitnya lubang anus.

Kenapa kentut yg busuk itu hangat & tidak bersuara?
Salah satu sumber kentut adalah bakteri. Fermentasi bakteri & proses pencernaan memproduksi panas, hasil sampingnya adalah gas busuk. Ukuran gelembung gas lebih kecil, hangat & jenuh dengan produk metabolisme bakteri yg berbau busuk. Ini kemudian menjadi kentut, walau hanya kecil volumenya, tapi SBD (Silent But Deadly).

Berapa banyak kentut diproduksi sehari?
Rata-rata setengah liter sehari dalam 14 kali kentut.

Mengapa kentut keluar melalui lubang dubur?
Karena density-nya lebih ringan, kenapa gas kentut tidak melakukan perjalanan ke atas? Tidak demikian. Gerak peristaltik usus mendorong isinya ke arah bawah. Tekanan di sekitar anus lebih rendah. Gerak peristaltik usus menjadikan ruang menjadi bertekanan, sehingga memaksa isi usus, termasuk gas-nya untuk bergerak ke kawasan yg bertekanan lebih rendah, yaitu sekitar anus. Dalam perjalanan ke arah anus, gelembung-gelembung kecil bergabung jadi gelembung besar. Kalau tidak ada gerak peristaltik, gelembung gas akan menerobos ke atas lagi, tapi tidak terlalu jauh, karena bentuk usus yg rumit & berbelit-belit.

Berapa waktu yang diperlukan oleh kentut untuk melakukan perjalanan ke hidung orang lain?
Tergantung kondisi udara, seperti kelembaban, suhu, kecepatan & arah angin,berat molekul gas kentut, jarak antara ‘transmitter’ dengan ‘receiver’. Begitu meninggalkan sumbernya, gas kentut menyebar & konsentrasinya berkurang. Kalau kentut tidak terdeteksi dalam beberapa detik, berarti mengalami pengenceran di udara & hilang ditelan udara selama-lamanya. Kecuali kalau anda kentut di ruang sempit, seperti lift, mobil, konsentrasinya lebih banyak, sehingga baunya akan tinggal dalam waktu lama sampai akhirnya diserap dinding. Tak ada pengaruh bau ini jika ‘receiver’ lagi pilek.

Bagaimana supaya kentut gak bau?
Supaya kentut kita ga bau, ada satu cara yang tak pikirin waktu tadi ngelamun (gila ngelamun yang bermanfaat kayak gini nih). kita menciptakan sebuah alat sistemnya seperti sarignan udara dan bentuknya kayak teh sari wangi yang osmosis system itu (bentuknya lingkaran). ditengahnya kasih pasta strawberry (atau pasta apapun sesuai selera, tapi pastanya yang berbentuk serbuk jadi kering).
mekanismenya saat kentut yang mengandung beberapa gas tadi akan mengikat aroma dari pasta yang kita oleskan dalam alat tadi. jadi gas – gas yang radical tadi akan mengikat elektron bebas yang ada dalam pasta (alamiah banget nggak tuh).

cara pasangnya sama kalo pake pembalut, jadi si “osmotut” (kita namai alat itu osmotut) dipasang di lubang anus kita, jangan lupa kasih plester biar nggak melesat kemana – mana. insya Alloh kentut kit ajadi wangi dan nggak perlu lagi takut dimaki – maki sama orang lain walaopun kita kentut dikeramaian orang… 

Atau bisa juga dengan menggunakan obat-obatan seperti hasil penelitian penemu asal Prancis yang berinovasi dengan membuat sebuah pil yang dapat mengubah bau kentut menjadi wangi cokelat. Cristian Poincheval (65) mendedikasikan hidupnya untuk membuat pil tersebut.

Seperti dilansir Mashable, Kamis (27/11/2014), Poincheval mengklaim bahwa pil yang diberi nama Lutin Malin itu dapat membuat kentut seseorang menjadi harum seperti wangi bunga mawar atau violet. Bahkan dalam waktu dekat, Poincheval akan membuat wangi cokelat.

Ide Poinchevel mencetuskan pil yang dapat mengubah bau kentut menjadi wewangian seperti mawar atau violet datang dari teman-temannya. Saat itu Poinchevel dan teman-temannya makan malam di sebuah restoran, dan salah satu pelanggan di sana kentut sembarangan, sehingga membuat pelanggan lain tidak nyaman.


Sebotol pil tersebut berisi sebanyak 60 butir dan dijual sekira USD12,50 atau Rp150.000. Menurutnya, harga tersebut sebanding karena dapat membuat sesuatu yang buruk menjadi lebih baik.

*sumber: dari berbagai sumber

Minggu, 26 Juni 2016

Almarhum, Almarhumah, Aluminium

Assalamualaikum..Ada Banyak issu tentang LGBT..Mengenai LGBT ada sedikit cerita:
Di sebuah tempat pemakaman ada sekelompok banci ziarah, dan tak jauh dari lokasi ada seorang pak haji ziarah di sana..
Setelah selesai ziarah banci tersebut menghampiri pak haji..
Banci :"Assalamualaikum, pak haji.. akika mau tenyong boleh dongse??"
Pak haji:"iya silahkan..."
Banci :"kalau wanitong metong kan di sebut ALMARHUMA dongse pk haji... dan kalau lekong2 metong di sebut ALMARHUM dongse pk haji..
Nah akika bingse..jadong kalau akika metong di sebut apa dongse pk haji??"
Pak haji terdiam,sambil garuk2 kpla..
Pak haji :"hhhmmmm, kalau banci meninggal mungkin di sebut ALUMUNIUM kali ya...."
Banci:" hellloooo..... pak haji yg bener sejong dongse... akika syantik2 gini di bilang ALUMUNIUM...akika BANCI bukan PANCI.. "
Pak haji pun pergi dan dalam hati berkata.. Astaffirullah...
Dan sambil tersenyum..
*sumber: copas

Jumat, 24 Juni 2016

Pertarungan Dua Super Sniper Legendaris Perang Dunia II


Risau oleh kampanye “sniperisme” Rusia, Jerman menjawab: membuat propaganda tandingan. Jerman langsung menerbangkan supersniper dari Berlin untuk menghabisi Vassily dan menetralisir sniper-sniper Rusia. Dari salah seorang tawanan Jerman, Rusia mendapatkan informasi bahwa tak lama lagi Vassily akan dihabisi oleh supersniper itu.
Hingga kini, tidak ada kepastian siapa sebenarnya supersniper Jerman itu. William Craig dalam Enemy at the Gatesmenulis, sniper Jerman itu adalah Mayor Konings. Sedangkan Alan Clark, penulis Barbarossa, punya pendapat lain: supersniper Jerman itu adalah kepala sekolah di sebuah sekolah sniper di Zossen, Standartenfuehrer SS Heinz Thorwald (banyak orang menuliskan namanya Heinz Thorvald). Vassily sendiri dalam memoarnya hanya menulis: ketika kami mengangkat jasadnya dari lubang perlindungan, kami menemukan bahwa dia kepala sebuah sekolah sniper di Berlin.

Terlepas dari perdebatan, supersniper itu langsung membuktikan kedigdayaannya. Sehari setelah kedatangannya ke Stalingrad (kini Volgograd), dia sudah menghabiskan dua sniper Rusia. “Tuan rumah” geram dibuatnya. Vassily tertantang. Duel bersejarah antara dua sniper jempolan pun segera dimulai.

Tak seperti supersniper Jerman yang berduel seorang diri, Vassily ditemani seorang spotter, Nikolay Kulikov. Vassily juga tak mengenakan helm tentara. Ia malah memakai topi keberuntungannya untuk berkamuflase.

Awalnya Vassily bingung di mana keberadaan supersniper Jerman itu. “Vassily tahu kebiasaan-kebiasaan sniper Jerman; tapi dia kesulitan membedakan tembakan musuh hanya dari cara menembak dan kamuflasenya,” tulisvoc.ru.com. Vassily juga paham, mana sniper yang pengecut dan mana yang “jantan”. Tapi karakter musuh barunya tetap masih misterius bagi Vassily.


Supersniper Jerman itu membuka “game”. Dia coba mengelabui Vassily dengan membuat tipuan: menaruh helm di atas sekop. Tapi Vassily terlalu cerdas untuk dikelabui dengan trik “bocah” seperti itu. Hari pertama berakhir dengan usaha saling mengelabui.

Di hari kedua, supersniper Jerman menunggu kesempatan emas. Dia bersembunyi di reruntuhan bangunan. Sementara itu, di parit perlindungannya, Vassily terus mengamati tiap sudut wilayah musuh dengan teropongnya. Dia dan spotter-nya mempelajari tiap detil tanah, mencatat tiap jalan yang ada, reruntuhan bangunan, dan rongsokan-rongsokan mobil yang semuanya bisa dijadikan tempat berlindung oleh musuh. Mereka juga mempelajari teropong senapan temannya yang patah dan bagaimana dua teman snipernya tewas oleh supersniper itu.

Pandangan Vassily lalu tertuju pada sebuah lempeng baja di pojok sebuah rumah yang dilindungi tumpukan batu. Itu merupakan sebuah lubang perlindungan ideal untuk seorang sniper, pikir Vassily. Kebetulan tak lama berselang Komisar Danilov sengaja datang untuk melihat langsung pertempuran dua sniper itu. Danilov juga ikut Vassily dan Nikolay memeriksa tempat dua sniper Rusia tertembak. Tapi Danilov ceroboh, dia langsung terpancing dan berteriak ketika melihat sebuah helm Jerman yang sebenarnya merupakan tipuan supersniper. Danilov tersungkur oleh peluru supersniper. Tapi dia sengaja tak dibunuh, supersniper hanya ingin mengetahui posisi Vassily.

Sebaliknya, suara tembakan supersniper itu menjadi petunjuk berharga bagi Vassily. Dia tahu dari mana arah datangnya tembakan. Vassily dan Nikolay lalu merangkak maju ke sebuah tempat perlindungan baru yang bisa menjangkau supersniper. Malang, sinar matahari tepat jatuh ke arahnya. Mereka terpaksa menunggu hingga situasi benar-benar menguntungkan.

Meski tahu persembunyian supersniper, Vassily masih bingung letak persisnya. Dia lalu membuat satu jebakan: dia tampakkan sebuah tongkat yang di atasnya dia taruh sarung tangan, dari parit perlindungannya. Supersniper terjebak, menembaknya. Vassily kini tahu persis di mana super sniper bersembunyi: di bawah lempeng baja yang sejak tadi dia curigai.

Hari keempat, Nikolay membuat jebakan dengan sebuah tembakan untuk menarik perhatian tapi tak berhasil. Justru supersniper yang berhasil menembaknya karena kecerobohan Nikolay menampakkan helmnya di parit perlindungan. Supersniper mengira korbannya adalah Vassily. Dia langsung keluar dari lubang perlindungan. Hampir bersamaan, Vassily, yang melihat kepala supersniper, langsung menarik pelatuk Mossin Nagant M1891/1930 miliknya: pelurunya langsung menyasar kening supersniper. Mission accomplish!

Duel dua sniper ini melegenda, hingga diangkat dalam layar lebar, Enemy at the Gates. Tapi ya diracik ala Hollywod, dengan bumbu percintaan.

*Sumber: Historia.id

6 Hal yang tidak baik dilakukan di ranjang


Ranjang bisa jadi tempat paling nyaman dari seluruh ruangan di rumah Anda. Saking nyamannya, sebagian orang menjadikan ranjang sebagai "pusat kehidupan" mereka, seperti misalnya makan, bekerja, menonton teve, dan lain sebagainya.
Tapi ada beberapa hal yang sebaiknya tak Anda lakukan di tempat tidur atau ranjang. Berikut enam hal yang sebaiknya Anda hindari di tempat tidur, melansir laman Metro(12/6/2016):

1. Tidur bersama hewan peliharaan
Bercengkrama bersama hewan peliharaan memang berdampak positif bagi kondisi mental. Tapi tidak dengan membawa mereka ke tempat tidur. Gerakan mereka di malam hari tak hanya akan mengganggu tidur nyenyak Anda melainkan juga tidak higienis. Bulu binatang peliharaan mengandung kotoran, pollen, dan alergen lain yang bisa saja memenuhi ranjang Anda.
Studi tahun 2011 yang dipublikasikan Centers of Disease Control and Prevention mengungkap, risiko kesehatan yang menjangkiti jika Anda bercengkrama dengan hewan peliharaan antara lain plague, rabies, dan infeksi parasit. Penulis studi menyarankan anak-anak dan individu dengan kekebalan tubuh rendah untuk tidak tidur bersama hewan peliharaan karena meningkatkan risiko infeksi zoonotic.

2. Bermain ponsel
Anda yang merasa kaum urban, akui saja jika hal terakhir yang Anda lakukan sebelum pergi tidur adalah mengecek media sosial lewat ponsel. Sebaiknya hentikan kebiasaan ini. Bermain ponsel sebelum tidur bukan lah hal bijak karena bisa memengaruhi kualitas tidur Anda.
Pancaran sinar biru dari layar ponsel mengganggu produksi melatonin di otak. Padahal melatonin diperlukan untuk membuat tidur nyenyak.
"Kita sangat sensitif terhadap cahaya yang mengandung warna biru, yang tentunya berdampak baik di siang hari karena membuat kita terjaga," ujar ahli tidur, Dr Paul Gringas. "Membaca lewat tablet bisa menunda tidur sekitar satu jam, dan Anda akan terbangun dengan grogi," lanjutnya.

3. Bekerja
Sama seperti bermain ponsel di ranjang. Untuk bisa memejamkan mata dengan tenang, Anda harus benar-benar fokus memikirkan ranjang sebagai tempat untuk tidur, melepas lelah, saran Division of Sleep Medicine dari Universitas Harvard.
Anda bahkan harus memisahkan urusan pekerjaan, entah itu laptop atau pun ponsel dari ruang tidur Anda. Psikolog Alan Redman menyarankan hal itu agar Anda tak tergoda melihat email melalui ponsel atau pun laptop di malam hari.

4. Meletakkan dan mengosongkan isi tas
Wanita cenderung mengosongkan isi tas di atas tempat tidur. Kondisi ranjang yang luas memungkinkan Anda tergoda menumpahkan isi tas ke atasnya. Tapi Anda perlu berpikir dua kali sebelum melakukan hal ini.
Pikirkan berapa banyak bakteri yang akan mendarat di seprai. Selain itu permukaan luar tas pun juga cenderung kotor. Bahkan bisa jadi lebih kotor dari permukaan dudukan toilet. Tak mengejutkan karena banyak orang orang cenderung meletakkan tas di lantai.
Jadi, pikirkan kembali sebelum meletakkan tas Anda di ranjang, ya.

5. Tidur dengan pakaian dalam
Anda tentu pernah mendengar saran tidur tanpa pakaian dalam berdampak lebih menyehatkan bagi tubuh, bukan? Nah kini saatnya Anda meninggalkan pakaian dalam sebelum menikmati empuknya ranjang. Pakaian dalam meningkatkan berkembangnya bakteri dan jamur serta risiko terkenal infeksi.
Studi 2015 yang dilakukan Stanford University di California dan US National Institute of Child Health and Human Development menemukan, tidur tanpa pakaian dalam meningkatkan kesehatan sperma pria hingga 25 persen.

6. Snooze
Salah satu hal yang paling menyebalkan di pagi hari adalah mematikan alarm. Menunda dering alarm kedua setelah mematikan alarm pertama (snooze) memberi jeda beberapa menit untuk memungkinkan kita kembali memejamkan mata. Tapi kebiasaan tersebut ternyata berdampak buruk.
Kembali tidur setelah mematikan alarm akan membuat jam tubuh bingung dan membuat kita kembali ke fase tidur lelap. Itu sebabnya Anda kerap kali mengalami kesulitan untuk bangun setelah dering alarm pertama.
"Jika Anda terus-terusan menekan tombol snooze, tubuh menjadi bingung apakah Anda hendak bangun atau kembali tidur," ujar Dr Neil Stanley. Sarannya adalah segera bangun dari ranjang begitu alarm pertama berbunyi.

*sumber: liputan6.com

Biografi Haji Agus Salim

Haji Agus Salim lahir dengan namaMashudul Haq yang berarti "pembela kebenaran". Dia Lahir di Kota Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884. Dia menjadi anak keempat Sultan Moehammad Salim, seorang jaksa di sebuah pengadilan negeri. Karena kedudukan ayahnya Agus Salim bisa belajar di sekolah-sekolah Belanda dengan lancar, selain karena dia anak yang cerdas. Dalam usia muda, dia telah menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing; Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang, dan Jerman. Pada 1903 dia lulus HBS (Hogere Burger School) atau sekolah menengah atas 5 tahun pada usia 19 tahun dengan predikat lulusan terbaik di tiga kota, yakni Surabaya, Semarang, dan Jakarta.

Kehidupan Haji Agus Salim
Karena itu, Agus Salim berharap pemerintah mau mengabulkan permohonan beasiswanya untuk melanjutkan sekolah kedokteran di Belanda. Tapi, permohonan itu ternyata ditolak. Dia patah arang. Tapi, kecerdasannya menarik perhatian Kartini, anak Bupati Jepara. Sebuah cuplikan dari surat Kartinike Ny. Abendanon, istri pejabat yang menentukan pemberian beasiswa pemerintah pada Kartini: “Kami tertarik sekali kepada seorang anak muda, kami ingin melihat dia dikarunia bahagia. Anak muda itu namanya Salim, dia anak Sumatera asal Riau, yang dalam tahun ini, mengikuti ujian penghabisan sekolah menengah HBS, dan ia keluar sebagai juara. Juara pertama dari ketiga-tiga HBS! Anak muda itu ingin sekali pergi ke Negeri Belanda untuk belajar menjadi dokter. Sayang sekali, keadaan keuangannya tidak memungkinkan.”

Lalu, Kartini merekomendasikan Agus Salim untuk menggantikan dirinya berangkat ke Belanda, karena pernikahannya dan adat Jawa yang tak memungkinkan seorang puteri bersekolah tinggi. Caranya dengan mengalihkan beasiswa sebesar 4.800 gulden dari pemerintah ke Agus Salim. Pemerintah akhirnya setuju. Tapi, Agus Salim menolak. Dia beranggapan pemberian itu karena usul orang lain, bukan karena penghargaan atas kecerdasan dan jerih payahnya. Salim tersinggung dengan sikap pemerintah yang diskriminatif. Apakah karena Kartini berasal dari keluarga bangsawan Jawa yang memiliki hubungan baik dan erat dengan pejabat dan tokoh pemerintah sehingga Kartini mudah memperoleh beasiswa?

Biografi Haji Agus Salim
Karir Politik Haji Agus Salim
Belakangan, Agus Salim memilih berangkat ke Jedah, Arab Saudi, untuk bekerja sebagai penerjemah di konsulat Belanda di kota itu antara 1906-1911. Di sana, dia memperdalam ilmu agama Islam pada Syech Ahmad Khatib, imam Masjidil Haram yang juga pamannya, serta mempelajari diplomasi. Sepulang dari Jedah, dia mendirikan sekolah HIS (Hollandsche Inlandsche School), dan kemudian masuk dunia pergerakan nasional. Karir politik Agus Salim berawal di SI, bergabung dengan HOS Tjokroaminoto dan Abdul Muis pada 915. Ketika kedua tokoh itu mengundurkan diri dari Volksraad sebagai wakil SI akibat kekecewaan mereka terhadap pemerintah Belanda, Agus Salim menggantikan mereka selama empat tahun (1921-1924) di lembaga itu. Tapi, sebagaimana pendahulunya, dia merasa perjuangan “dari dalam” tak membawa manfaat. Dia keluar dari Volksraad dan berkonsentrasi di SI.

Pada 1923, benih perpecahan mulai timbul di SI. Semaun dan kawan-kawan menghendaki SI menjadi organisasi yang condong ke kiri, sedangkan Agus Salim dan Tjokroaminoto menolaknya. Buntutnya SI terbelah dua: Semaun membentuk Sarekat Rakyat yang kemudian berubah menjadi PKI, sedangkan Agus Salim tetap bertahan di SI. Karier politiknya sebenarnya tidak begitu mulus. Dia pernah dicurigai rekan-rekannya sebagai mata-mata karena pernah bekerja pada pemerintah. Apalagi, dia tak pernah ditangkap dan dipenjara seperti Tjokroaminoto. Tapi, beberapa tulisan dan pidato Agus Salim yang menyinggung pemerintah mematahkan tuduhan-tuduhan itu. Bahkan dia berhasil menggantikan posisi Tjokroaminoto sebagai ketua setelah pendiri SI itu meninggal dunia pada 1934.

Peran Haji Agus Salim
Selain menjadi tokoh SI, Agus Salim juga merupakan salah satu pendiri Jong Islamieten Bond. Di sini dia membuat gebrakan untuk meluluhkan doktrin keagamaan yang kaku. Dalam kongres Jong Islamieten Bond ke-2 di Yogyakarta pada 1927, Agus Salim dengan persetujuan pengurus Jong Islamieten Bond menyatukan tempat duduk perempuan dan laki-laki. Ini berbeda dari kongres dua tahun sebelumnya yang dipisahkan tabir; perempuan di belakang, laki-laki di depan. ”Ajaran dan semangat Islam memelopori emansipasi perempuan,” ujarnya. Agus Salim pernah menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada akhir kekuasaan Jepang. Ketika Indonesia merdeka, dia diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung. Kepiawaiannya berdiplomasi membuat dia dipercaya sebagai Menteri Muda Luar Negeri dalam Kabinet Syahrir I dan II serta menjadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Hatta. Sesudah pengakuan kedaulatan Agus Salim ditunjuk sebagai penasehat Menteri Luar Negeri.

Dengan badannya yang kecil, di kalangan diplomatik Agus Salim dikenal dengan julukan The Grand Old Man, sebagai bentuk pengakuan atas prestasinya di bidang diplomasi. Sebagai pribadi yang dikenal berjiwa bebas. Dia tak pernah mau dikekang oleh batasan-batasan, bahkan dia berani mendobrak tradisi Minang yang kuat. Tegas sebagai politisi, tapi sederhana dalam sikap dan keseharian. Dia berpindah-pindah rumah kontrakan ketika di Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta. Di rumah sederhana itulah dia menjadi pendidik bagi anak-anaknya, kecuali si bungsu, bukan memasukkannya ke pendidikan formal. Alasannya, selama hidupnya Agus Salim mendapat segalanya dari luar sekolah. ”Saya telah melalui jalan berlumpur akibat pendidikan kolonial,” ujarnya tentang penolakannya terhadap pendidikan formal kolonial yang juga sebagai bentuk pembangkangannya terhadap kekuasaan Belanda. Agus Salim wafat pada 4 November 1954 dalam usia 70 tahun.

Dalam teori komunikasi, pola berpikir seseorang dipengaruhi oleh latar belakang hidup di lingkungannya. Seorang tokoh yang berperan dalam gerakan moderen Islam di Indonesia, Agus Salim, memiliki pola berpikir yang dipengaruhi oleh lingkungannya dalam hal sosial-intelektual. Dia adalah anak dari pejabat pemerintah yang juga berasal dari kalangan bangsawan dan agama. Jadi, sejak kecil ia hidup di lingkungan yang penuh dengan nuansa-nuansa keagamaan. Setelah menyelesaikan studi sekolah pertengahannya di Jakarta, dia bekerja untuk konsulat Belanda di Jeddah (1906-1909). Di sini dia mempelajari kembali lebih dalam tentang Islam, kendatipun dia memberi pengakuan: “meskipun saya terlahir dalam sebuah keluarga Muslim yang taat dan mendapatkan pendidikan agama sejak dari masa kanak-kanak, [setelah masuk sekolah Belanda] saya mulai merasa kehilangan iman.”

Walaupun demikian, tidak berarti bahwa Agus Salim adalah seorang yang anti-nasionalisme. Perjuangannya dalam mempersiapkan kemerdekaan bangsa kita adalah bukti bahwa dia adalah seorang yang berjiwa nasionalisme. Perjuangan Agus salim dalam meraih kemakmuran bagi rakyat Indonesia patut kita apresiasi bersama sebagai rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya, kenikmatan hidup saat ini yang kita rasakan di Indonesia tak lain dan tak bukan adalah hasil jerih payah dari para pejuang kemerdekan dan alangkah lebih baik apabila perjuangan mereka di masa lalu dapat kita hayati untuk merevitalisasi semangat dalam diri menggali secara konsisten khazanah-khazanah keislaman, kemoderenan, dan keindonesiaan. 

Biografi Supriyadi

Nama tokoh pahlawan nasional ini sangat terkenal karena selain berjasa bagi Indonesia, keberadaannya sampai sekarang masih menjadi misteri sampai sekarang. Artikel kali ini akan membahas mengenai biografi dan profil dari Supriyadi atau yang lebih dikenal dengan nama Sodancho Soeprijadi. Beliau diketahui lahir pada tanggal 13 april 1923 di Jawa Timur yang ketika itu masih dalam masa kependudukan Hindia Belanda.

Ayahnya bernama Raden Darmadi yang dikenal sebagai Bupati Blitar saat kemerdekaan Indonesia. Ibu Supriyadi bernama Raden Roro Rahayu yang merupakan keturunan bangsawan yang wafat ketika Supriyadi masih kecil dan kemudian diasuh oleh ibu tirinya yang bernama Susilih.

Masa Kecil Supriyadi
Supriyadi diketahui merupakan putra pertama dari pasangan Raden Darmadi dan Raden Roro Rahayu. dan ia masih mempunyai dua belas saudara lagi. Supriyadi mulai mengenyam pendidikan pertamanya dengan bersekolah di ELS (Europeesche Lagere School) yang setara dengan sekolah dasar.

Tamat dari sana, ia kemudian masuk sekolah di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) yang setingkat SMP. Dari situ ia kemudian melanjutkan pendidikannya di MOSVIA (Middelbare Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren) yang merupakan sekolah untuk kaum bangsawan yang dididik untuk menjadi pegawai pemerintahan atau pamong praja pada masa kolonial Belanda. Namun belum lulus dari sekolah tersebut, tentara Jepang kemudian menduduki Indonesia.

Supriyadi Bergabung Dengan Tentara PETA 
Supriyadi kemudian bersekolah di SMT (Sekolah Menengah Tinggi) dan juga ikut dalam latihan militer yang diadakan oleh Jepang yang dikenal dengan nama Seinindojo di wilayah Tangerang. Tahun 1943, Ketika Jepang mulai membentuk pasukan PETA (Pembela Tanah Air) yang pasukannya terdiri dari pemuda Indonesia, Supriyadi kemudian ikut masuk. Dengan latihan militer yang keras yang diikuti oleh Supriyadi, membuat ia kemudian mendapat pangkat sebagai Komandan Peleton atau Shodancho yang kemudian dikenal dengan sebutan Shodancho Supriyadi.

Biografi Supriyadi - Pahlawan Nasional Yang Menjadi MisteriOleh Jepang, Supriyadi kemudian ditugaskan di Blitar, Jawa Timur. Ia membawahi pasukan Peleton I dan Kompi III yang bertugas memberi bantuan senjata berat. Selain itu Supriyadi juga ditugaskan untuk mengawasi para pekerja paksaromusha. Melihat penderitaan berat rakyat Indonesia yang dipaksa bekerja sebagai Romusha membuat Supriyadi kemudian nekat untuk mengadakan pemberontakan yang kemudian dikenal dengan nama pemberontakan PETA di Blitar.

Mulai Mengadakan Rencana Pemberontakan
Supriyadi kemudian mulai mengadakan rencana pemberontakan. Hal pertama yang ia lakukan adalah dengan menghubungi kawan-kawannya sesama tentara PETA untuk mendakan pertemuan rahasia untuk merencanakan pemberontakan pada bulan september 1944. Kawan-kawan supriyadi ketika itu yang ikut seperti Halir Mangkudijaya, Muradi dan Sumanto. Supriyadi sempat berkata dalam pertemuan tersebut :
 ....Kita sebagai bangsa yang ingin merdeka tidak dapat membiarkan tentara Jepang terus menerus bertindak sewenang-wenang menindas dan memeras rakyat Indonesia. Tentara Jepang yang makin merajaiela itu harus dilawan dengan kekerasan. Apa pun dan bagaimana pun pengorbanan yang diminta untuk mencapai kemerdekaan In­donesia kita harus rela memberikannya. 
 ....Akibat dan resiko dari perjuangan kita sudah pasti. Paling ringan dihukum tahanan dan paling berat dihukum mati. Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan atau pun gaji yang tinggi. Bagaimana kalau kita mengadakan pemberontakan melawan tentara Jepang?
Dari pertemuan tersebut dilakukan persiapan dengan menghubungi tentara PETA yang lain yang berada di Blitar untuk diajak memberontak. Persiapan yang dilakukan oleh Supriyadi membuat banyak tentara PETA yang ikut untuk memberontak kepada Jepang. Supriyadi juga meminta bantuan tokoh masyarakat untuk membantunya.

Pertemuan untuk merencanakan pemberontakan dilakukan beberapa kali sesuai yang ditulis dalam buku yang berjudul "Tentara Gemblengan Jepang" yang tulis oleh Joyce J Lebra. Segala persiapan dilakukan seperti pembentukan pasukan pemberontakan, pembagian tugas, persiapan logistik, dan lain lain. Semua dilakukan dari tahun 1944 hingga 1945.

Supriyadi bahkan sempat memberitahukan tentang rencana pemberontakan tentara PETA tersebut kepada Ir. Soekarno ketika ia datang ke Blitar namun Soekarno ketika itu menasehati Supriyadi untuk mempertimbangkannya baik-baik sebab resikonya sangat besar namun Supriyadi sangat yakin bahwa pemberontakan tersebut pasti berhasil. Setelah dilakukan beberapa kali pertemuan dengan tentara PETA yang lain maka ditetapkanlah waktu dan tempat pemberotakan akan dilakukan di Tuban, Jawa Timur.

Jepang Yang Mulai Curiga
Namun pada awal tahun 1945, Jepang melaui mencurigai bahwa akan ada pemberontakan yang akan dilakukan oleh tentara PETA dibawah pimpinan Supriyadi. Oleh karenanya, jepang kemudian membuat berbagi peraturan ketat untuk tentara PETA dan juga mengawasi Supriyadi dan pasukannya. Mengetahui hal tersebut, pertemuan terakhir perencanaan pemberontakan dilakukan. Supriyadi kemudian menggatakan :
 ...Lebih baik kita mati terhormat melawan tentara Jepang yang sudah jelas bertindak sewenang-wenang terhadap bangsa Indonesia. Lebih baik kita melakukan pemberontakan melawan Jepang sekarang juga. Dengan terjadinya pemberontakan ini besar kemungkinan kemerdeka-an Indonesia akan lebih cepat datangnya.

....Kita mengadakan pemberontakan sekarang juga, tidak lain untuk mencapai kemerdekaan tanah air dengan secepat-cepatnya. Kemerdekaan Indonesia harus kita rebut dengan kekerasan senjata. Sebagai bangsa yang ingin merdeka kita harus berani berjuang dan rela berkorban untuk menghentikan penindasan dan pemerasan yang sewenang-wenang terhadap rakyat Indonesia.
 
 ...Akibat dari pemberontakan paling ringan kita dihukum atau disiksa, dan paling berat dibunuh. Dan kita harus mencegah sejauh mungkin jangan sampai berhadapan dengan bangsa sendiri.
Meletusnya Pemberontakan Tentara PETA di Blitar
Semua yang hadir ketika itu kemudian setuju. Bahwa pemberontakan harus segera dilakukan. Pada tanggal 14 februari pukul 03.00 pemberontakan PETA yang dipimpin oleh Supriyadi meletus di Blitar. Tembakan pertama dilakukan dengan menembakkan mortir ke hotel Sakura dimana tempat tersebut banyak terdapat perwira Jepang.

Pasukan PETA yang lain yang ikut memberontak kemudian memutuskan kabel telepon dan kemudian menembaki tentara Jepang yang mereka jumpai di kota Blitar. Tak ketinggalan markas Kenpetai yang banyak berisi perwira Jepang ditembaki dengan menggunakan senapan mesin, namun markas tersebut sudah dikosongkan.

Rupanya Jepang sudah mengetahui bahwa tentara PETA pimpinan Supriyadi akan memberontak. Pemerintah Jepang ketika itu kemudian memerintahkan pesawat terbang Jepang untuk melakukan pengintaian. Langkah selanjutnya Jepang kemudian memanfaatkan para pemimpin tentara PETA yang tidak ikut memberontak untuk membujuk Supriyadi agar menyerah. Dan kemudian mengirimkan pasukan Jepang untuk memadamkan pemberontakan yang dipimpin oleh Supriyadi.

Biografi Supriyadi - Pahlawan Nasional Yang Menjadi MisteriMelihat para pemberontak yang kian terdesak hingga ke hutan Ngancar, Jepang kemudian memerintahkan seorang pimpinan tentara jepang bernama Kolonel Katagiri untuk menemui pimpinan pemberontakan. Katagiri kemudian menemui Muradi pimpinan pemberontakan PETA selain Supriyadi di Sumber Lumbu, Kediri.

Katagiri kemudian meminta kepada Muradi agar menyuruh para pemberontak untuk menghentikan pemberontakan kembali ke markas. Muradi kemudian mengajukan persyaratan bahwa para pemberontak tersebut diampuni dan senjata mereka tidak dilucuti. Katagiri kemudian setuju dan sebagai janjinya Katagiri memberikan pedangnya kepada Muradi sebagai bukti janji seorang samurai.

Pemberontakan Yang Gagal dan Janji Yang Tak Ditepati
Pemberontakan kemudian berhasil dipadamkan oleh jepang, namun Jepang tidak menepati janjinya. Sebanyak 78 perwira PETA yang terlibat dalam pemberontakan diusut oleh Polisi Militer Jepang (Kenpetai) dan senjata mereka kemudian dilucuti Jepang.

Mereka kemudian diadili secara militer dan beberapa pimpinannya dijatuhi hukuman mati oleh Jepang yaitu Muradi, Sunanto, Sudarmo, Suparyono, dan Halir Mangkudijaya yang kemudian dieksekusi mati oleh jepang di pantai Ancol, Jakarta dan sebagian lagi yang memberontak kemudian dipenjara tetapi Supriyadi tidak dihukum mati oleh Jepang karena ia tidak menyerahkan diri setelah pemberontakan.

Nasib Supriyadi Setelah Pemberontakan Selesai.
Setelah pemberontakan tentara PETA berhasil dipadamkan, tidak ada yang mengetahui nasib atau keberadaan Supriyadi, ia menghilang bagai ditelan bumi setelah pemberontakan. Terakhir kali ia terlihat di Dukuh Panceran, Ngancar saat perundingan antara pemberontak dan tentara Jepang menghasilkan kesepakatan. Namun banyak yang meyakini bahwa Supriyadi masih hidup namun bersembunyi dari kejaran tentara Jepang.
Biografi Supriyadi - Pahlawan Nasional Yang Menjadi Misteri
Ada juga yang mengatakan bahwa Supriyadi tewas tertembak oleh tentara Jepang ketika pemberontakan berlangsung namun jasadnya tidak pernah ditemukan sama sekali. Inilah yang kemudian masih menjadi misteri sampai sekarang mengenai keberadaan dari Supriyadi yang dikenal sebagai otak atau pimpinan dari pemberontakan tentara PETA di Blitar.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada bulan agustus 1945, pada bulan september, presiden Soekarno kemudian mengangkat Supriyadi sebagai Menteri Keamanan Rakyat hingga kemudian posisinya digantikan oleh Imam Muhammad Suliyoadikusumo sebagai Menteri Keamanan Rakyat. Bahkan Ir. Soekarno ketika itu menunjuk Supriyadi sebagai Panglima Tentara Indonesia namun ia tak pernah muncul dan digantikan oleh Jenderal Sudirman dan keberadaannya masih menjadi misteri.

Untuk menghormati jasa-jasanya, kemudian pemerintah Indonesia melalui presiden Soehartomengangkat Supriyadi sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui Kepres No. 063/TK/1975 yang ditetapkan pada tanggal 9 agustus 1975.

Misteri Keberadaan Supriyadi
Dimana Supriyadi sekarang? Sampai saat ini keberadaan dan nasib dari Supriyadi masih belum diketahui. Namun beberapa orang yang mengaku pernah melihat Supriyadi dan bahkan menyembunyikan Supriyadi ketika pemberontakan selesai. Seperti pengakuan Harjosemiarso yang merupakan kepala desa di Sumberagung mengaku pernah menyembunyikan Supriyadi di rumahnya ketika itu dan Ronomejo yang merupakan warga desa Ngliman di Nganjuk yang juga mengaku menyembunyikan Supriyadi di sebuah gua di air terjun Sedudo. Bahkan pelatih Supriyadi di PETA yang bernama Nakajima mengaku bertemu dan menyembunyikan Supriyadi pada bulan maret 1945 di Salatiga dan kemudian Supriyadi pamit menuju ke Banten.

Biografi Supriyadi - Pahlawan Nasional Yang Menjadi Misteri
Kemudian seseorang bernama H. Mukandar di Bayah, Banten Selatan mengaku pernah bertemu Supriyadi bahkan merawatnya di rumahnya karena ketika itu Supriyadi terkena penyakit Disentri dan kemudian meninggal dan dimakamkan di Bayah, Banten Selatan. H. Mukandar bahkan menunjuk foto Supriyadi secara tepat sewaktu ditunjukan foto para taruna PETA  ketika berfoto di Tangerang.

Namun ada juga beberapa orang yang mengaku sebagai Supriyadi, Salah satunya pengakuan dari seseorang bernama Andaryoko Wisnu Prabu yang mengaku sebagai Supriyadi. Namun banyak pihak yang kemudian meragukan pengakuannya sebab tidak sesuai dengan fakta sejarah seperti Wisnu Prabu mengaku sebagai pengerek bendera ketika proklamasi kemerdekaan padahal pengerek bendera ketika itu adalah Latief Hendradinigrat. Wisnu Prabu juga mengaku ikut hadir ketika supersemar diserahkan di Istana Bogor. Akhirnya pengakuannya sebagai Supriyadi mulai diragukan banyak orang, kemungkinan besar ia hanya seorang tentara PETA saja.

Hingga kini makam atau pusara dari Supriyadi tidak diketahui sama sekali. Jasadnya bahkan tidak pernah ditemukan sampai sekarang. Namun jasa-jasa Supriyadi dalam melawan penjajah sangat dihormati sehingga ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. 

Biografi KH. Hasyim Asy'ari

Biasa disebut KH Hasyim Ashari beliau dilahirkan pada tanggal 10 April 1875 atau menurut penanggalan arab pada tanggal 24 Dzulqaidah 1287H di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur dan beliau kemudian tutup usia pada tanggal 25 Juli 1947 yang kemudian dikebumikan di Tebu Ireng, Jombang, KH Hasyim Asy'ari merupakan pendiri Nahdlatul Ulama yaitu sebuah organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia. KH Hasyim Asyari merupakan putra dari pasangan Kyai Asyari dan Halimah, Ayahnya Kyai Ashari merupakan seorang pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. KH Hasyim Ashari merupakan anak ketiga dari 11 bersaudara. Dari garis keturunan ibunya, KH Hasyim Ashari merupakan keturunan kedelapan dari Jaka Tingkir (Sultan Pajang). dari Ayah dan Ibunya KH Hasyim Ashari mendapat pendidikan dan nilai-nilai dasar Islam yang kokoh.

Biografi KH Hasyim Asy'ari
Sejak anak-anak, bakat kepemimpinan dan kecerdasan KH Hasyim Ashari memang sudah nampak. Di antara teman sepermainannya, ia kerap tampil sebagai pemimpin. Dalam usia 13 tahun, ia sudah membantu ayahnya mengajar santri-santri yang lebih besar ketimbang dirinya. Usia 15 tahun Hasyim meninggalkan kedua orang tuanya, berkelana memperdalam ilmu dari satu pesantren ke pesantren lain. Mula-mula ia menjadi santri di Pesantren Wonokoyo, Probolinggo. Kemudian pindah ke Pesantren Langitan, Tuban. Pindah lagi Pesantren Trenggilis, Semarang. Belum puas dengan berbagai ilmu yang dikecapnya, ia melanjutkan di Pesantren Kademangan, Bangkalan di bawah asuhan Kyai Cholil.

KH Hasyim Asyari belajar dasar-dasar agama dari ayah dan kakeknya, Kyai Utsman yang juga pemimpin Pesantren Nggedang di Jombang. Sejak usia 15 tahun, beliau berkelana menimba ilmu di berbagai pesantren, antara lain Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Trenggilis di Semarang, Pesantren Kademangan di Bangkalan dan Pesantren Siwalan di Sidoarjo. Tak lama di sini, Hasyim pindah lagi di Pesantren Siwalan, Sidoarjo. Di pesantren yang diasuh Kyai Ya’qub inilah, agaknya, Hasyim merasa benar-benar menemukan sumber Islam yang diinginkan.

Kyai Ya’qub dikenal sebagai ulama yang berpandangan luas dan alim dalam ilmu agama. Cukup lama –lima tahun– Hasyim menyerap ilmu di Pesantren Siwalan. Dan rupanya Kyai Ya’qub sendiri kesengsem berat kepada pemuda yang cerdas dan alim itu. Maka, Hasyim bukan saja mendapat ilmu, melainkan juga istri. Ia, yang baru berumur 21 tahun, dinikahkan dengan Chadidjah, salah satu puteri Kyai Ya’qub. Tidak lama setelah menikah, Hasyim bersama istrinya berangkat ke Mekkah guna menunaikan ibadah haji. Tujuh bulan di sana, Hasyim kembali ke tanah air, sesudah istri dan anaknya meninggal.

 Tahun 1893, ia berangkat lagi ke Tanah Suci. Sejak itulah ia menetap di Mekkah selama 7 tahun dan berguru pada Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau, Syaikh Mahfudh At Tarmisi, Syaikh Ahmad Amin Al Aththar, Syaikh Ibrahim Arab, Syaikh Said Yamani, Syaikh Rahmaullah, Syaikh Sholeh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad As Saqqaf, dan Sayyid Husein Al Habsyi..
Biografi KH Hasyim Ashari
Logo Nahdlatul Ulama
Tahun l899 pulang ke Tanah Air, Hasyim mengajar di pesanten milik kakeknya, Kyai Usman. Tak lama kemudian ia mendirikan Pesantren Tebuireng. Kyai Hasyim bukan saja Kyai ternama, melainkan juga seorang petani dan pedagang yang sukses. Tanahnya puluhan hektar. Dua hari dalam seminggu, biasanya Kyai Hasyim istirahat tidak mengajar. Saat itulah ia memeriksa sawah-sawahnya. Kadang juga pergi Surabaya berdagang kuda, besi dan menjual hasil pertaniannya. Dari bertani dan berdagang itulah, Kyai Hasyim menghidupi keluarga dan pesantrennya.

Tahun 1899, Kyai Hasyim membeli sebidang tanah dari seorang dalang di Dukuh Tebuireng. Letaknya kira-kira 200 meter sebelah Barat Pabrik Gula Cukir, pabrik yang telah berdiri sejak tahun 1870. Dukuh Tebuireng terletak di arah timur Desa Keras, kurang lebih 1 km. Di sana beliau membangun sebuah bangunan yang terbuat dari bambu (Jawa: tratak) sebagai tempat tinggal. Dari tratak kecil inilah embrio Pesantren Tebuireng dimulai. Kyai Hasyim mengajar dan salat berjamaah di tratak bagian depan, sedangkan tratak bagian belakang dijadikan tempat tinggal. Saat itu santrinya berjumlah 8 orang, dan tiga bulan kemudian meningkat menjadi 28 orang.

Setelah dua tahun membangun Tebuireng, Kyai Hasyim kembali harus kehilangan istri tercintanya, Nyai Khodijah. Saat itu perjuangan mereka sudah menampakkan hasil yang menggembirakan. Kyai Hasyim kemudian menikah kembali dengan Nyai Nafiqoh, putri Kyai Ilyas, pengasuh Pesantren Sewulan Madiun. Dari pernikahan ini Kyai Hasyim dikaruniai 10 anak, yaitu: (1) Hannah, (2) Khoiriyah, (3) Aisyah, (4) Azzah, (5) Abdul Wahid, (6) Abdul Hakim (Abdul Kholik), (7) Abdul Karim, (8) Ubaidillah, (9) Mashuroh, (10) Muhammad Yusuf.

Pada akhir dekade 1920an, Nyai Nafiqoh wafat sehingga Kyai Hasyim menikah kembali dengan Nyai Masruroh, putri Kyai Hasan, pengasuh Pondok Pesantren Kapurejo, Pagu, Kediri. Dari pernikahan ini, Kyai Hasyim dikarunia 4 orang putra-putri, yaitu: (1) Abdul Qodir, (2) Fatimah, (3) Khotijah, (4) Muhammad Ya’kub.

Pernah terjadi dialog yang mengesankan antara dua ulama besar, KH Muhammad Hasyim Asy’ari dengan KH Mohammad Cholil, gurunya. “Dulu saya memang mengajar Tuan. Tapi hari ini, saya nyatakan bahwa saya adalah murid Tuan,” kata Mbah Cholil, begitu Kyai dari Madura ini populer dipanggil. Kyai Hasyim menjawab, “Sungguh saya tidak menduga kalau Tuan Guru akan mengucapkan kata-kata yang demikian. Tidakkah Tuan Guru salah raba berguru pada saya, seorang murid Tuan sendiri, murid Tuan Guru dulu, dan juga sekarang. Bahkan, akan tetap menjadi murid Tuan Guru selama-lamanya.” Tanpa merasa tersanjung, Mbah Cholil tetap bersikeras dengan niatnya. “Keputusan dan kepastian hati kami sudah tetap, tiada dapat ditawar dan diubah lagi, bahwa kami akan turut belajar di sini, menampung ilmu-ilmu Tuan, dan berguru kepada Tuan,” katanya. Karena sudah hafal dengan watak gurunya, Kyai Hasyim tidak bisa berbuat lain selain menerimanya sebagai santri.

Lucunya, ketika turun dari masjid usai shalat berjamaah, keduanya cepat-cepat menuju tempat sandal, bahkan kadang saling mendahului, karena hendak memasangkan ke kaki gurunya. Sesungguhnya bisa saja terjadi seorang murid akhirnya lebih pintar ketimbang gurunya. Dan itu banyak terjadi. Namun yang ditunjukkan Kyai Hasyim juga Kyai Cholil; adalah kemuliaan akhlak.

Keduanya menunjukkan kerendahan hati dan saling menghormati, dua hal yang sekarang semakin sulit ditemukan pada para murid dan guru-guru kita. Mbah Cholil adalah Kyai yang sangat termasyhur pada jamannya. Hampir semua pendiri NU dan tokoh-tokoh penting NU generasi awal pernah berguru kepada pengasuh sekaligus pemimpin Pesantren Kademangan, Bangkalan, Madura, ini.

Sedangkan Kyai Hasyim sendiri tak kalah cemerlangnya. Bukan saja ia pendiri sekaligus pemimpin tertinggi NU, yang punya pengaruh sangat kuat kepada kalangan ulama, tapi juga lantaran ketinggian ilmunya. Terutama, terkenal mumpuni dalam ilmu Hadits. Setiap Ramadhan Kyai Hasyim punya ‘tradisi’ menggelar kajian hadits Bukhari dan Muslim selama sebulan suntuk. Kajian itu mampu menyedot perhatian ummat Islam. Maka tak heran bila pesertanya datang dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk mantan gurunya sendiri, Kyai Cholil. Ribuan santri menimba ilmu kepada Kyai Hasyim. Setelah lulus dari Tebuireng, tak sedikit di antara santri Kyai Hasyim kemudian tampil sebagai tokoh dan ulama kondang dan berpengaruh luas.

KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri, KH. R. As’ad Syamsul Arifin, Wahid Hasyim (anaknya) dan KH Achmad Siddiq adalah beberapa ulama terkenal yang pernah menjadi santri Kyai Hasyim. Tak pelak lagi pada abad 20 Tebuireng merupakan pesantren paling besar dan paling penting di Jawa. Zamakhsyari Dhofier, penulis buku ‘Tradisi Pesantren’, mencatat bahwa pesantren Tebuireng adalah sumber ulama dan pemimpin lembaga-lembaga pesantren di seluruh Jawa dan Madura. Tak heran bila para pengikutnya kemudian memberi gelar Hadratus-Syaikh (Tuan Guru Besar) kepada Kyai Hasyim.

Karena pengaruhnya yang demikian kuat itu, keberadaan Kyai Hasyim menjadi perhatian serius penjajah. Baik Belanda maupun Jepang berusaha untuk merangkulnya. Di antaranya ia pernah dianugerahi bintang jasa pada tahun 1937, tapi ditolaknya. Justru Kyai Hasyim sempat membuat Belanda kelimpungan. Pertama, ia memfatwakan bahwa perang melawan Belanda adalah jihad (perang suci). Belanda kemudian sangat kerepotan, karena perlawanan gigih melawan penjajah muncul di mana-mana.

Kedua, Kyai Hasyim juga pernah mengharamkan naik haji memakai kapal Belanda. Fatwa tersebut ditulis dalam bahasa Arab dan disiarkan oleh Kementerian Agama secara luas. Keruan saja, Van der Plas (penguasa Belanda) menjadi bingung. Karena banyak ummat Islam yang telah mendaftarkan diri kemudian mengurungkan niatnya.

Namun sempat juga Kyai Hasyim mencicipi penjara 3 bulan pada l942. Tidak jelas alasan Jepang menangkap Kyai Hasyim. Mungkin, karena sikapnya tidak kooperatif dengan penjajah. Uniknya, saking khidmatnya kepada gurunya, ada beberapa santri minta ikut dipenjarakan bersama Kyainya itu. Masa awal perjuangan Kyai Hasyim di Tebuireng bersamaan dengan semakin represifnya perlakuan penjajah Belanda terhadap rakyat Indonesia.

Pasukan Kompeni ini tidak segan-segan membunuh penduduk yang dianggap menentang undang-undang penjajah. Pesantren Tebuireng pun tak luput dari sasaran represif Belanda. Pada tahun 1913 M., intel Belanda mengirim seorang pencuri untuk membuat keonaran di Tebuireng. Namun dia tertangkap dan dihajar beramai-ramai oleh santri hingga tewas.

Peristiwa ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk menangkap Kyai Hasyim dengan tuduhan pembunuhan. Dalam pemeriksaan, Kyai Hasyim yang sangat piawai dengan hukum-hukum Belanda, mampu menepis semua tuduhan tersebut dengan taktis. Akhirnya beliau dilepaskan dari jeratan hukum. Belum puas dengan cara adu domba, Belanda kemudian mengirimkan beberapa kompi pasukan untuk memporak-porandakan pesantren yang baru berdiri 10-an tahun itu.

Akibatnya, hampir seluruh bangunan pesantren porak-poranda, dan kitab-kitab dihancurkan serta dibakar. Perlakuan represif Belanda ini terus berlangsung hingga masa-masa revolusi fisik Tahun 1940an. Pada bulan Maret 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati, dekat Bandung, sehingga secara de facto dan de jure, kekuasaan Indonesia berpindah tangan ke tentara Jepang.

Pendudukan Dai Nippon menandai datangnya masa baru bagi kalangan Islam. Berbeda dengan Belanda yang represif kepada Islam, Jepang menggabungkan antara kebijakan represi dan kooptasi, sebagai upaya untuk memperoleh dukungan para pemimpin Muslim. Salah satu perlakuan represif Jepang adalah penahanan terhadap Hadratus Syaikh beserta sejumlah putera dan kerabatnya. Ini dilakukan karena Kyai Hasyim menolak melakukan seikerei. Yaitu kewajiban berbaris dan membungkukkan badan ke arah Tokyo setiap pukul 07.00 pagi, sebagai simbol penghormatan kepada Kaisar Hirohito dan ketaatan kepada Dewa Matahari (Amaterasu Omikami).

Aktivitas ini juga wajib dilakukan oleh seluruh warga di wilayah pendudukan Jepang, setiap kali berpapasan atau melintas di depan tentara Jepang. Kyai Hasyim menolak aturan tersebut. Sebab hanya Allah lah yang wajib disembah, bukan manusia. Akibatnya, Kyai Hasyim ditangkap dan ditahan secara berpindah–pindah, mulai dari penjara Jombang, kemudian Mojokerto, dan akhirnya ke penjara Bubutan, Surabaya.

Karena kesetiaan dan keyakinan bahwa Hadratus Syaikh berada di pihak yang benar, sejumlah santri Tebuireng minta ikut ditahan. Selama dalam tahanan, Kyai Hasyim mengalami banyak penyiksaan fisik sehingga salah satu jari tangannya menjadi patah tak dapat digerakkan. Setelah penahanan Hadratus Syaikh, segenap kegiatan belajar-mengajar di Pesantren Tebuireng vakum total. Penahanan itu juga mengakibatkan keluarga Hadratus Syaikh tercerai berai. Isteri Kyai Hasyim, Nyai Masruroh, harus mengungsi ke Pesantren Denanyar, barat Kota Jombang.

Tanggal 18 Agustus 1942, setelah 4 bulan dipenjara, Kyai Hasyim dibebaskan oleh Jepang karena banyaknya protes dari para Kyai dan santri. Selain itu, pembebasan Kyai Hasyim juga berkat usaha dari Kyai Wahid Hasyim dan Kyai Wahab Hasbullah dalam menghubungi pembesar-pembesar Jepang, terutama Saikoo Sikikan di Jakarta.

Tanggal 22 Oktober 1945, ketika tentara NICA (Netherland Indian Civil Administration) yang dibentuk oleh pemerintah Belanda membonceng pasukan Sekutu yang dipimpin Inggris, berusaha melakukan agresi ke tanah Jawa (Surabaya) dengan alasan mengurus tawanan Jepang, Kyai Hasyim bersama para ulama menyerukan Resolusi Jihad melawan pasukan gabungan NICA dan Inggris tersebut.

Resolusi Jihad ditandatangani di kantor NU Bubutan, Surabaya. Akibatnya, meletuslah perang rakyat semesta dalam pertempuran 10 November 1945 yang bersejarah itu. Umat Islam yang mendengar Resolusi Jihad itu keluar dari kampung-kampung dengan membawa senjata apa adanya untuk melawan pasukan gabungan NICA dan Inggris. Peristiwa 10 Nopember kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional. Pada tanggal 7 Nopember 1945—tiga hari sebelum meletusnya perang 10 Nopember 1945 di Surabaya—umat Islam membentuk partai politik bernama Majelis Syuro Muslim Indonesia (Masyumi).

Pembentukan Masyumi merupakan salah satu langkah konsolidasi umat Islam dari berbagai faham. Kyai Hasyim diangkat sebagai Ro’is ‘Am (Ketua Umum) pertama periode tahun 1945-1947. Selama masa perjuangan mengusir penjajah, Kyai Hasyim dikenal sebagai penganjur, penasehat, sekaligus jenderal dalam gerakan laskar-laskar perjuangan seperti GPII, Hizbullah, Sabilillah, dan gerakan Mujahidin. Bahkan Jenderal Soedirman dan Bung Tomo senantiasa meminta petunjuk kepada Kyai Hasyim.

Kemampuannya dalam ilmu hadits, diwarisi dari gurunya, Syaikh Mahfudh At Tarmisi di Mekkah. Selama 7 tahun Hasyim berguru kepada Syaikh ternama asal Pacitan, Jawa Timur itu. Disamping Syaikh Mahfudh, Hasyim juga menimba ilmu kepada Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabau. Kepada dua guru besar itu pulalah Kyai Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, berguru. Jadi, antara KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan sebenarnya tunggal guru. Yang perlu ditekankan, saat Hasyim belajar di Mekkah, Muhammad Abduh sedang giat-giatnya melancarkan gerakan pembaharuan pemikiran Islam.

Dan sebagaimana diketahui, buah pikiran Abduh itu sangat mempengaruhi proses perjalanan ummat Islam selanjutnya. Sebagaimana telah dikupas Deliar Noer, ide-ide reformasi Islam yang dianjurkan oleh Abduh yang dilancarkan dari Mesir, telah menarik perhatian santri-santri Indonesia yang sedang belajar di Mekkah. Termasuk Hasyim tentu saja. Ide reformasi Abduh itu ialah pertama mengajak ummat Islam untuk memurnikan kembali Islam dari pengaruh dan praktek keagamaan yang sebenarnya bukan berasal dari Islam.

Kedua, reformasi pendidikan Islam di tingkat universitas; dan ketiga, mengkaji dan merumuskan kembali doktrin Islam untuk disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan kehidupan modern; dan keempat, mempertahankan Islam. Usaha Abduh merumuskan doktrin-doktrin Islam untuk memenuhi kebutuhan kehidupan modern pertama dimaksudkan agar supaya Islam dapat memainkan kembali tanggung jawab yang lebih besar dalam lapangan sosial, politik dan pendidikan. Dengan alasan inilah Abduh melancarkan ide agar ummat Islam melepaskan diri dari keterikatan mereka kepada pola pikiran para mazhab dan agar ummat Islam meninggalkan segala bentuk praktek tarekat.

Syaikh Ahmad Khatib mendukung beberapa pemikiran Abduh, walaupun ia berbeda dalam beberapa hal. Beberapa santri Syaikh Khatib ketika kembali ke Indonesia ada yang mengembangkan ide-ide Abduh itu. Di antaranya adalah KH Ahmad Dahlan yang kemudian mendirikan Muhammadiyah. Tidak demikian dengan Hasyim. Ia sebenarnya juga menerima ide-ide Abduh untuk menyemangatkan kembali Islam, tetapi ia menolak pikiran Abduh agar ummat Islam melepaskan diri dari keterikatan mazhab.

Ia berkeyakinan bahwa adalah tidak mungkin untuk memahami maksud yang sebenarnya dari ajaran-ajaran Al Qur’an dan Hadist tanpa mempelajari pendapat-pendapat para ulama besar yang tergabung dalam sistem mazhab. Untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadist tanpa mempelajari dan meneliti buku-buku para ulama mazhab hanya akan menghasilkan pemutarbalikan saja dari ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya, demikian tulis Dhofier. Dalam hal tarekat, Hasyim tidak menganggap bahwa semua bentuk praktek keagamaan waktu itu salah dan bertentangan dengan ajaran Islam.

Hanya, ia berpesan agar ummat Islam berhati-hati bila memasuki kehidupan tarekat. Dalam perkembangannya, benturan pendapat antara golongan bermazhab yang diwakili kalangan pesantren (sering disebut kelompok tradisional), dengan yang tidak bermazhab (diwakili Muhammadiyah dan Persis, sering disebut kelompok modernis) itu memang kerap tidak terelakkan.

Puncaknya adalah saat Konggres Al Islam IV yang diselenggarakan di Bandung. Konggres itu diadakan dalam rangka mencari masukan dari berbagai kelompok ummat Islam, untuk dibawa ke Konggres Ummat Islam di Mekkah. Karena aspirasi golongan tradisional tidak tertampung (di antaranya: tradisi bermazhab agar tetap diberi kebebasan, terpeliharanya tempat-tempat penting, mulai makam Rasulullah sampai para sahabat) kelompok ini kemudian membentuk Komite Hijaz.

Komite yang dipelopori KH Abdullah Wahab Chasbullah ini bertugas menyampaikan aspirasi kelompok tradisional kepada penguasa Arab Saudi. Atas restu Kyai Hasyim, Komite inilah yang pada 31 Februari l926 menjelma jadi Nahdlatul Ulama (NU) yang artinya kebangkitan ulama. Setelah NU berdiri posisi kelompok tradisional kian kuat. Terbukti, pada 1937 ketika beberapa ormas Islam membentuk badan federasi partai dan perhimpunan Islam Indonesia yang terkenal dengan sebuta MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia) Kyai Hasyim diminta jadi ketuanya.

Ia juga pernah memimpin Masyumi, partai politik Islam terbesar yang pernah ada di Indonesia. Penjajahan panjang yang mengungkung bangsa Indonesia, menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Pada tahun 1908 muncul sebuah gerakan yang kini disebut Gerakan Kebangkitan Nasional.

Semangat Kebangkitan Nasional terus menyebar ke mana-mana, sehingga muncullah berbagai organisai pendidikan, sosial, dan keagamaan, diantaranya Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) tahun 1916, dan Taswirul Afkar tahun 1918 (dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri atau Kebangkitan Pemikiran). Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar (Pergerakan Kaum Saudagar). Serikat itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar, maka Taswirul Afkar tampil sebagi kelompok studi serta lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.

Tokoh utama dibalik pendirian tafwirul afkar adalah, KH Abdul Wahab Hasbullah (tokoh muda pengasuh PP. Bahrul Ulum Tambakberas), yang juga murid hadratus Syaikh. Kelompok ini lahir sebagai bentuk kepedulian para ulama terhadap tantangan zaman di kala itu, baik dalam masalah keagamaan, pendidikan, sosial, dan politik. Pada masa itu, Raja Saudi Arabia, Ibnu Saud, berencana menjadikan madzhab Salafi-Wahabi sebagai madzhab resmi Negara. Dia juga berencana menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam yang selama ini banyak diziarahi kaum Muslimin, karena dianggap bid’ah.

Di Indonesia, rencana tersebut mendapat sambutan hangat kalangan modernis seperti Muhammadiyah di bawah pimpinan Ahmad Dahlan, maupun PSII di bahwah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Sebaliknya, kalangan pesantren yang menghormati keberagaman, menolak dengan alasan itu adalah pembatasan madzhab dan penghancuran warisan peradaban itu. Akibatnya, kalangan pesantren dikeluarkan dari keanggotaan Kongres Al Islam serta tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Mu’tamar ‘Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekah, yang akan mengesahkan keputusan tersebut.

Didorong oleh semangat untuk menciptakan kebebasan bermadzhab serta rasa kepedulian terhadap pelestarian warisan peradaban, maka Kyai Hasyim bersama para pengasuh pesantren lainnya, membuat delegasi yang dinamai Komite Hijaz. Komite yang diketuai KH. Wahab Hasbullah ini datang ke Saudi Arabia dan meminta Raja Ibnu Saud untuk mengurungkan niatnya.

Pada saat yang hampir bersamaan, datang pula tantangan dari berbagai penjuru dunia atas rencana Ibnu Saud, sehingga rencana tersebut digagalkan. Hasilnya, hingga saat ini umat Islam bebas melaksanakan ibadah di Mekah sesuai dengan madzhab masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermadzhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah serta peradaban yang sangat berharga.

Pendirian Nahdlatul Ulama (NU)
Biografi KH Hasyim Ashari

Tahun 1924, kelompok diskusi Taswirul Afkar ingin mengembangkan sayapnya dengan mendirikan sebuah organisasi yang ruang lingkupnya lebih besar. Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari yang dimintai persetujuannya, meminta waktu untuk mengerjakan salat istikharah, menohon petunjuk dari Allah. Dinanti-nanti sekian lama, petunjuk itu belum datang juga. Kyai Hasyim sangat gelisah. Dalam hati kecilnya ingin berjumpa dengan gurunya, KH Kholil bin Abdul Latif, Bangkalan.  

Sementara nun jauh di Bangkalan sana, Kyai Khalil telah mengetahui apa yang dialami Kyai Hasyim. Kyai Kholil lalu mengutus salah satu orang santrinya yang bernama As’ad Syamsul Arifin (kelak menjadi pengasuh PP Salafiyah Syafiiyah Situbondo), untuk menyampaikan sebuah tasbih kepada Kyai Hasyim di Tebuireng. Pemuda As’ad juga dipesani agar setiba di Tebuireng membacakan surat Thaha ayat 23 kepada Kyai Hasyim.

Ketika Kyai Hasyim menerima kedatangan As’ad, dan mendengar ayat tersebut, hatinya langsung bergentar. ”Keinginanku untuk membentuk jamiyah agaknya akan tercapai,” ujarnya lirih sambil meneteskan airmata. Waktu terus berjalan, akan tetapi pendirian organisasi itu belum juga terealisasi. Agaknya Kyai Hasyim masih menunggu kemantapan hati. Satu tahun kemudian (1925), pemuda As’ad kembali datang menemui Hadratus Syaikh. ”Kyai, saya diutus oleh Kyai Kholil untuk menyampaikan tasbih ini,” ujar pemuda Asad sambil menunjukkan tasbih yang dikalungkan Kyai Kholil di lehernya.

Tangan As’ad belum pernah menyentuh tasbih sersebut, meskipun perjalanan antara Bangkalan menuju Tebuireng sangatlah jauh dan banyak rintangan. Bahkan ia rela tidak mandi selama dalam perjalanan, sebab khawatir tangannya menyentuh tasbih. Ia memiliki prinsip, ”kalung ini yang menaruh adalah Kyai, maka yang boleh melepasnya juga harus Kyai”.

Inilah salah satu sikap ketaatan santri kepada sang guru. ”Kyai Kholil juga meminta untuk mengamalkan wirid Ya Jabbar, Ya Qahhar setiap waktu,” tambah As’ad. Kehadiran As’ad yang kedua ini membuat hati Kyai Hasyim semakin mantap. Hadratus Syaikh menangkap isyarat bahwa gurunya tidak keberatan jika ia bersama kawan-kawannya mendirikan organisai/jam’iyah. Inilah jawaban yang dinanti-nantinya melalui salat istikharah.

Sayangnya, sebelum keinginan itu terwujud, Kyai Kholil sudah meninggal dunia terlebih dahulu. Pada tanggal 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926M, organisasi tersebut secara resmi didirikan, dengan nama Nahdhatul Ulama’, yang artinya kebangkitan ulama. Kyai Hasyim dipercaya sebagai Rais Akbar pertama. Kelak, jam’iyah ini menjadi organisasi dengan anggota terbesar di Indonesia, bahkan di Asia.

Sebagaimana diketahui, saat itu (bahkan hingga kini) dalam dunia Islam terdapat pertentangan faham, antara faham pembaharuan yang dilancarkan Muhammad Abduh dari Mesir dengan faham bermadzhab yang menerima praktek tarekat. Ide reformasi Muhammad Abduh antara lain bertujuan memurnikan kembali ajaran Islam dari pengaruh dan praktek keagamaan yang bukan berasal dari Islam, mereformasi pendidikan Islam di tingkat universitas, dan mengkaji serta merumuskan kembali doktrin Islam untuk disesuaikan dengan kebutuhan kehidupan modern.

Dengan ini Abduh melancarakan ide agar umat Islam terlepas dari pola pemikiran madzhab dan meninggalkan segala bentuk praktek tarekat. Semangat Abduh juga mempengaruhi masyarakat Indonesia, kebanyakan di kawasan Sumatera yang dibawa oleh para mahasiswa yang belajar di Mekkah.

Sedangkan di Jawa dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan melalui organisasi Muhammadiyah (berdiri tahun 1912). Kyai Hasyim pada prinsipnya menerima ide Muhammad Abduh untuk membangkitkan kembali ajaran Islam, akan tetapi menolak melepaskan diri dari keterikatan madzhab. Sebab dalam pandangannya, umat Islam sangat sulit memahami maksud Al Quran atau Hadits tanpa mempelajari kitab-kitab para ulama madzhab.

Pemikiran yang tegas dari Kyai Hasyim ini memperoleh dukungan para Kyai di seluruh tanah Jawa dan Madura. Kyai Hasyim yang saat itu menjadi ”kiblat” para Kyai, berhasil menyatukan mereka melalui pendirian Nahdlatul Ulama’ ini. Pada saat pendirian organisasi pergerakan kebangsaan membentuk Majelis Islam ‘Ala Indonesia (MIAI), Kyai Hasyim dengan putranya Kyai Wahid Hasyim, diangkat sebagai pimpinannya (periode tahun 1937-1942).